RESELLER SHAMPO PANTENE
Industri shampoo di
Indonesia berkembang seiring dengan pertumbuhan populasi penduduk yang
mencapai 238 juta jiwa pada 2010 dan menyusul perbaikan ekonomi di dalam
negeri. Pertumbuhan industri shampoo cukup baik, hal ini ditunjukkan oleh
produksi yang terus meningkat walaupun tidak begitu tinggi peningkatannya.
Produksi shampoo nasional berfluktuasi tercatat sebesar 31 ribu ton pada 2005,
kemudian meningkat menjadi 33 ribu ton pada 2009. Namun di sisi lain, dalam
periode 2005-2009 kapasitas produksi industri shampoo di dalam negeri stagnan
yaitu 32 ribu ton per tahun.
Saat ini industri
shampoo di dalam negeri, dikuasai oleh dua pemain besar yaitu PT. Unilever
Indonesia Tbk dengan produk andalannya Sunsilk dan PT. Procter & Gamble
yang memasarkan produk Pantene. Kedua produsen besar ini juga dikenal sebagai
produsen consumer goods lain seperti produk personal care, skin care, home
toiletries dan sebagainya.
produk shampoo
dibutuhkan oleh hampir semua orang dari seluruh lapisan masyarakat. Shampoo
merupakan salah satu kategori produk toiletries dengan tingkat persaingan
yang ketat. Dimana produsen besar terus berlomba-lomba melakukan promosi
produknya melalui perang iklan televisi yang semakin gencar. Setiap hari siaran
televisi dipenuhi oleh iklan shampoo Sunslik, Clear dan Pantene yang memasang
bintang iklan dari kalangan selebritis papan
atas.
Kapasitas produksi
stagnan
Secara umum, pada
periode 2005-2009 kapasitas produksi industri shampoo nasional stagnan yaitu 32
ribu ton per tahun. Hal ini disebabkan karena belum adanya peningkatan
kapasitas dari para produsen dan belum ada investasi baru yang masuk kedalam
industri ini.
Produksi meningkat
rata-rata 2,0% per tahun
Produksi shampoo tidak
begitu banyak mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Dalam periode
2005-2009 produksi shampoo hanya mengalami pertumbuhan rata-rata 2,0% per
tahun. Jika pada 2005 masih tercatat sebesar 31 ribu ton, maka pada 2009
meningkat mencapai 33 ribu ton. Angka produksi lebih tinggi dibandingkan
dengan kapasitas produksinya. Hal ini menunjukkan belum adanya investasi basu
maupun perluasan di industri ini karena pertumbuhnnya relatif rendah.
Dengan melihat
pertumbuhan produksi dan meningkatnya kebutuhan terhadap shampoo dalam beberapa
tahun teakhir, diperkirakan produksi meningkat menjadi masing-masing sekitar
34,4 ribu dan 35 ribu pada 2010 dan 2011.
Secara umum produksi
shampoo dibedakan menjadi dua kategori yaitu shampoo biasa dan shampoo
perawatan. Dari segi volume, produksi shampoo biasa mendominasi pasar
dubandingkan dengan shampoo perawatan yang menggunakan bahan baku herbal.
Tingkat utilisasi
meningkat
Sejak 2007 industri
shampoo nasional full utilized capacity, hal ini untuk memenuhi kebutuhan
pasar dalam negeri yang cukup besar. Pada tahun itu dengan produksi sebesar
33,7 ribu ton, tingkat utilisasi industri shampoo mencapai sekitar 105,4%. Tingkat
utilisasi industri shampoo terus meningkat sejalan dengan meningkatnya produksi
dari tahun ke tahun. Pada 2008 dengan produksi sebesar 33,1 ribu ton maka
utilisasi sebesar 103,3% dan pada 2009 dengan produksi 33,7 ribu ton memiliki
utilisasi 105,4%.
Pemain besar
PT. Unilever Indonesia
Tbk
Perusahaan ini mulai
beroperasi di Indonesia pada 1933 dikenal sebagai produsen sabun mandi dengan
merek Lux. PT. Unilever Indonesia Tbk merupakan pelopor produsen shampoo
di Indonesia dengan memproduksi shampoo merek Sunslik sejak 1952. Pabrik
pertamanya berlokasi di Surabaya, Jawa Timur, pada awal produksinya Unilever
menggunakan kemasan botol kaca. Kemudian pada 1970 Unilever meluncurkan produk
shampoo Sunslik menggunakan kemasan botol plastik, agar lebih praktis dan tidak
mudah pecah.
Perkembangan shampoo
Sunsilk cukup pesat, pada 1975 dipasarkan varian Sunsilk Hitam, jenis ini
menjadi produk andalan Sunsilk. Kemudian pada 1999 Sunslik diperkaya
dengan varian baru lain yaitu Fruitamin.
Setelah Sunsilk berhasil
menguasai pasar shampoo, Unilever kemudian memproduksi shampoo dengan merek
Lifebouy, Clear dan Dove. Sunsilk ditujukan untuk perawatan kecantikan
rambut, Clear untuk kesehatan rambut, Lifebouy untuk segmen
keluarga, sedangkan Dove juga untuk kecantikan rambut namun untuk segmen
premium. Dove fokus untuk perawatan rambut rusak, sementara Sunsilk lebih
kepada pasar match beauty dan menawarkan lebih banyak varian untuk kecantikan
rambut. Mulai dari rambut hitam panjang, diwarnai, kering, rontok, dan
sebagainya.
Saat ini Unilever
mengoperasikan 6 unit pabrik di Kawasan Industri Jababeka, Cikarang, Jawa Barat
dan 2 unit pabrik di Kawasan Industri Rungkut, Surabaya, Jawa Timur. Unilever
memiliki 32 brand utama yang meliputi produk personal care, household cleaner,
makanan dan sebagainya. Untuk menangani distribusi produk, Unilever memiliki
700 cabang dan memiliki sekitar 370 distributor independen yang memasarkan
semua produk Unilever ke seluruh wilayah Indonesia.
PT. Procter &
Gamble Indonesia
Procter & Gamble Co
(P & G) merupakan perusahaan multinasional yang berdiri pada 1837 yang
berpusat di USA, bergerak dalam bidang industri personal car, health care dan
household cleaner. P & G memiliki sekitar 54 merek yang dipasarkan ke
seluruh dunia. Sementara itu PT. Procter & Gamble Indonesia (PT. P & G
Indonesia) berdiri pada 1989, perusahaan ini menangani distribusi sebagian
produk P & G untuk pemasaran di seluruh Indonesia yaitu alat cukur (merek
Gillette), perawatan wajah (Olay), pasta dan sikat gigi (Oral B),
pelembut pakaian (Downy), battere dan senter (Duracell) dan popok sekali pakai
(Pampers).
Di Indonesia P & G
memasarkan shampoo merek Pantene, Rejoice dan Head & Shoulders. Saat ini
shampoo Pantene memiliki empat jenis varian yaitu anti dandruff, total care,
hair fall, smooth & silky, baru-baru ini Pantene meluncurkan varian baru
Nature Care.
Sejak 2004 produk
P&G yang dijual di pasar Indonesia bukan diproduksi di dalam negeri. Produk
yang dijual di regional ASEAN, merupakan shampoo yang diproduksi P & G di
Thailand, Vietnam, Filipina dan Malaysia karena biaya produksinya yang lebih
murah.
Khusus untuk pabrik
P&G di Thailand menghasilkan skincare dan shampoo, Filipina menghasilkan
homecare seperti deterjen dan pampers, Vietnam menghasilkan pampers, deterjen
bubuk, dan Malaysia menghasilkan makanan ringan Pringles. P & G
mentargetkan jumlah konsumen produk P&G di seluruh dunia mencapai 5 miliar
jiwa pada 2015. Saat ini, konsumen produk P&G sudah mencapai 4 miliar jiwa.
Pada 2011 PT P & G
Home Products Indonesia melakukan investasi sebesar US$ 100 juta untuk membagun
pabrik pertamanya di Indonesia. Pembangunan pabrik popok sekali pakai ini
akan dilakukan dalam jangka waktu 3 tahun mendatang. Pabrik ini akan
menjadi pabrik pertama di Indonesia yang menerima sertifikasi LEED (Leadership
in Energy & Environmental Design), yaitu sistem sertifikasi internasional
yang diberikan oleh Green Building Council Amerika Serikat kepada bangunan yang
memenuhi sejumlah kriteria ramah lingkungan.
Pabrik baru ini
berlokasi di Karawang, Jawa Barat akan dilengkapi dengan fasilitas modern untuk
memproduksi popok bayi merek Pampers. Produk tersebut nantinya akan menyuplai
produk P&G di pasar kawasan ASEAN.
Sementara itu, PT. P
& G Indonesia merencanakan akan bekerjasama dengan PTPN III untuk masuk ke
sektor industri oleokimia di Klaster Industri Sei Mangke, Sumatra Utara.
Hal ini guna memenuhi kebutuhan pasokan bagi P & G untuk mendapatkan
pasokan fatty alcohol hingga 200.000 ton per tahun dalam 10 tahun ke depan.
Sebab P & G memerlukan jaminan pasokan berupa fatty acid dan
vegetable oil dari Indonesia untuk mendukung rantai distribusi global P &
G.
Saat ini kapasitas
produksi fatty alcohol nasional mencapai 320.000 ton dari tiga produsen,
yakni PT Ecogreen Oleochemicals, PT Musim Mas, dan PT Bakrie
Sumatera Plantations. Kapasitas produksi nasional akan meningkat menjadi
784.000 ton menyusul akan beroperasinya Wilmar Group yang berkapasitas 464.000
ton per tahun di Gresik, Jawa Timur.
PT. Lion Wings
PT. Lionindo Jaya
berdiri pada 1981, merupakan joint venture antara Grup Wings dari Surabaya
dengan Lion Corporation dari Jepang. Lion Corporation merupakan produsen
consumer products yang terkenal di Jepang, memproduksi pasta gigi, sikat
gigi, kosmetik, sabun, shampoo, detergent, detergent pencuci piring, pembersih
alat-alat kebutuhan rumah tangga, hingga makanan dan obat-obatan. Lion
Corporation Jepang memiliki jaringan anak perusahaan pangsa pasar yang baik,
terutama di Jepang dan Asia Tenggara seperti Malaysiadi Asia Tenggara seperti
Singa Selatan Sdn. Bhd di Malaysia, Lion Corporation Thailand dan(Lion
Corporation Singapore Pte. Ltd.). Lion Corporation Singapore Pte. Ltd).
Pada 2004 PT
Lionindojaya berganti nama menjadi PT Lion Wings, menyusul mayoritas saham
dikuasai oleh Grup Wings. PT Lionindo Jaya memproduksi dan memasarkan bermacam
produk-produk consumer yaitu pasta gigi, sikat gigi, pembersih rumah dan
sebagainya. Wings telah menembus pasar ekspor ke lebih dari 55 negara di
seluruh dunia.
PT. Lion Wings
memproduksi sabun csikat gigi, diharapkan perusahaan dapat menekan biaya
produksi barang jadi.- Sabun Cuci Piring : Mama Lime, Mama Lemon, Mama Apple
duci piring (merk Mama Lime, Mama Lemon, Mama Apple, Oxy), Oxy - Perawatan
mulut : pasta gigi Ciptadent, sikat gigi Ciptadent, pasta gipasta gigi
(Ciptadent), pasta gigi perokok (Zact, Dentor Systema), sikat gigi (Ciptadent),
pasta gigi bayi (Kodomo), lotion anti nyamuk (Lavenda), baby product (Kodomo),
sikat gigi dan pasta gigi (Ciptadent dan Systema), wewangian (Fresh &
Fresh). Lion Wings juga memproduksi shampoo dengan merek Emeron, Botanical,
Zinc, dan Kodomo.
PT. Lion Wings mendapat
pasokan bahan baku dari beberapa sister company yaitu Beberapa pemasok yang
tergabuafiliasi bisnis PT Lion Wings seperti PT Unipack Indosyste, PT Unipack
Indosystems (pemasok label sachet shampo) dan PT Mitra Indotra Abadi (pemasok
kotak pasta gigisachet shampoo), PT Mitra Indotra Abadi (pemasok kotak pasta
gigi). Dengan
Grup Wings menguasai
industri oleochemical mulai dari hulu hingga hilir. Bersama dengan Grup Djarum
dan Grup Lutan Luas, Grup Wings mengambil alih PT. Ecogreen Oleochemical (Pt.
EO) dari Grup Salim. PT. EO merupakan produsen oleochemical termasuk
natural fatty alcohol terbesar di dunia berkapasitas 110.000 metrik ton/tahun.
PT. EO memasok kebutuhan bahan baku bagi anak usaha dalam Grup Wings.
Oleochemical merupakan bahan baku industri perawatan tubuh, sabun dan deterjen,
makanan, plastik, farmasi, dan berbagai industri lain.
PT. Gondowangi Tradisional
Kosmetika
Perusahaan ini didirikan
oleh Mr. Liem Sudarno pada 2000 di Jakarta. Sebelumnya Mr. Liem Soedarno
merupakan eksportir rumput laut ke Perancis pada 1970 yang digunakan sebagai
bahan baku kosmetika. Pada 1972 Mr. Liem Sudarno memproduksi sendiri kosmetikan
yang menggunakan bahan dasar rumput laut.
PT. Gondowangi
Tradisional Kosmetika (PT. GTK) memproduksi produk perawatan rambut berbasis
bahan-bahan alami tanpa bahan kimia. PT. GTK memasarkan shampoo dengan merek
Natur. Saat ini Natur sudah menembus pasar ekspor ke sejumlah negara seperti
Malaysia, Singapore, Hong Kong, Australia, Korea dan lainnya. Disamping
memproduksi shampoo Natur, PT. GTK juga memproduksi skin care merek Natur White
dan produk perawatan wajah merek Miyagi yang terdiri dari whitening day cream,
whitening night cream dan lightening plus moisturizing soap
Tidak ada komentar:
Posting Komentar